ADA KAOS

Kamis, 20 Januari 2011

BERBISNIS DENGAN TUHAN..!!!



“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai,pada setiap...
tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang dikehendakinya, dan Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261).


Banyak dari kita yang sudah mengetahui dan memahami perihal anjuran untuk sesering mungkin bersedekah, namun persoalannya seringkali kita teramat susah untuk melakukannya kerana kekhawatiran bahwa kita salah sasaran dalam memberi, sebagai contoh kadang kala kita enggan memberi sedekah kepada pengemis yang kita temui ditepi jalan dengan anggapan bahawa mereka tersebut menjadikan meminta-minta sebagai pekerjaannya, atau sifat malasnya yang tak dapat dibuang. Padahal sesungguhnya prasangka kita yang demikian itu adalah bisikan-bisikan dari syaitan yang tidak rela melihat kita untuk berbuat baik, sebaiknya mulai saat ini hendaknya kita hilangkan prasangka-prasangka yang demikian kerana seharusnya sedekah itu kita niatkan sebagai bukti keimanan kita atas perintah Allah SWT dan rasul-Nya yang menganjurkan umatnya untuk selalu bersedekah, masalah mungkin timbul apabila ternyata kemudian bahwa sedekah yang kita beri kepada pengemis atau peminta tadi tidak tepat sasaran, bukan lagi urusan kita, karena sedekah hakikatnya adalah ladang amal bagi hamba-hamba Allah yang bertakwa.

Pengemis atau peminta adalah ladang amal bagi orang yang berkemampuan, dapat kita bayangkan andai kata tidak ada lagi orang-orang tersebut, kepada siapa lagi kita dapat beramal? Atau kalau kita termasuk orang yang tidak suka memberi sedekah kepada pengemis atau peminta dengan berbagai alasan dan pertimbangan maka biasakanlah bersedekah dengan menyisihkan sejumlah uang sebelum sholat Jum’at dan memasukkan ke kotak-kotak sumbangan yang tersedia dan biasakan dengan memberi semampunya saja, syukur jika boleh diberi lebih dan dilakukan secara terus-menerus. Sedekah anda, walaupun kecil tetapi amat berharga disisi Allah Azza Wa Jalla.


Orang yang bakhil dan kikir dengan tidak menyedekahkan sebahagian hartanya akan rugi didunia dan akhirat kerana tidak mendapat keberkatan. Jadi, sebenarnya orang yang bersedekah adalah untuk kepentingan dirinya. Sebab menginfakkan harta akan memperoleh berkah dan sebaliknya menahannya adalah celaka. Tidak mengherankan jika orang yang bersedekah diibaratkan orang yang menginvestasikan uangnya ke bank ghaib dengan jalan meminjamkan pemberiannya kepada Allah. Balasan yang akan diperolehnya berlipat ganda. Mereka tidak akan rugi meskipun pada awalnya mereka kehilangan sesuatu.


Rasulullah SAW menganjurkan kepada kita umatnya untuk memperbanyak sedekah, hal itu dimaksudkan agar rezeki yang Allah berikan kepada kita menjadi bertambah berkah. Allah memberikan jaminan kemudahan bagi orang yang bersedekah, ganjaran yang berlipatganda (700 kali), sebagaimana Allah SWT berfirman, “Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertaqwa dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga) maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah” (Qs. Al Lail: 5-8).


Belum ada sejarahnya orang yang bersedekah kemudian ia jatuh miskin. Orang yang banyak bersedekah justru semakin hari kehidupannya semakin bahagia bahkan kaya raya. Seseorang telah memancing rezeki. Artinya, jaminan akan dikembalikan dan dilipatkannya harta kekayaan seseorang dapat terjadi menurut kehendak Allah. Segala amalan yang kita perbuat, amal baik ataupun amal buruk semuanya akan terpulang kepada kita. Demikian juga jika kita berbicara soal harta yang kini ada dalam genggaman kita. Demi Allah, semua ini datangnya dari Allah yang Maha Pemberi Rizki dan Maha kaya. Dititipkan-Nya kepada kita tiada lain supaya kita bisa beramal dengan sepenuh keikhlasan semata-mata karena Allah. Kemudian pastilah kita akan mendapatkan balasan pahala dari pada-Nya, baik ketika di dunia ini maupun saat menghadap-Nya kelak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar